menu melayang

Senin, 07 Juli 2025

SEKULARISASI DAN INSTITUSI RELIGI

 



Oleh : H.S. Miharja

 

Dalam kehidupan seorang Muslim, institusi agama baik dalam bentuk masjid, majelis ilmu, pesantren, maupun komunitas keislaman berfungsi sebagai wadah pembinaan ruhani dan penguatan identitas keagamaan. Ikatan yang kuat antara individu dengan institusi agama sangat penting untuk menjaga kesinambungan iman dan amal shalih. Tanpa keterikatan tersebut, seseorang mudah terseret dalam arus sekularisasi yang mengikis peran agama dalam kehidupan sosial dan spiritual.

 

Ikatan ini bukan sekadar formalitas keanggotaan, melainkan sebuah pertautan ruhani yang membuat individu tumbuh dalam lingkungan yang mendukung nilai-nilai ilahiah. Rasulullah ﷺ membangun institusi masjid bukan hanya untuk shalat, tetapi juga sebagai pusat dakwah, pendidikan, solidaritas, dan peneguhan iman. Dalam konteks modern, pengikatan diri ini menjadi benteng dari derasnya pengaruh pemikiran sekuler yang menafikan peran agama.

 

Konsep Sekularisasi Memisahkan Religi dengan Keseharian

 

Secara etimologis, sekularisasi berasal dari kata Latin saeculum yang berarti duniawi atau masa kini. Dalam perkembangan sosial, sekularisasi mengacu pada proses pelepasan peran agama dari lembaga-lembaga sosial, pendidikan, hukum, dan pemerintahan.

 

Peter L. Berger, seorang sosiolog ternama, mendefinisikan sekularisasi sebagai “pengurangan signifikansi sosial dari simbol-simbol keagamaan.” Dalam masyarakat yang terdampak sekularisasi, agama dipersempit menjadi urusan pribadi dan dilepaskan dari peran sosial.

 

Sekularisasi dalam Pandangan Islam

 

Islam sebagai agama yang syamil wa kamil (menyeluruh dan sempurna) tidak mengenal dikotomi antara dunia dan akhirat, atau antara ibadah dan aktivitas duniawi. Dalam Islam, setiap aktivitas yang diniatkan karena Allah dapat menjadi ibadah.

 

 قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ۝

"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An’am: 162)

 

Ditunjukkan bahwa kehidupan seorang Muslim tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai ketuhanan. Maka, sekularisasi bertentangan langsung dengan ajaran dasar Islam.

 

Dampak Sekularisasi terhadap Amal Keagamaan

 

Sekularisasi menjauhkan motivasi ibadah dari tujuan ilahi menjadi sekadar rutinitas atau simbolisme belaka. Amal ibadah menjadi kosong dari makna ruhani.

 

 قال رسول الله ﷺ: «إنما الأعمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى...»

"Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan memperoleh sesuai dengan apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Sekularisasi mengurung agama ke ruang privat dan mengeluarkannya dari ranah publik. Hal ini menghambat penyebaran nilai-nilai Islam secara sosial.

 

 وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ...

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh kepada yang ma’ruf..." (QS. Ali ‘Imran: 104)

 

Ritual keagamaan menjadi formalitas tanpa ruh, karena kurangnya pembinaan institusional yang mendalam.

 

 أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ...

"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah..."

(QS. Al-Hadid: 16)

 

Tantangan Terhadap Kedekatan Diri kepada Allah

 

Sekularisasi menyusup secara halus melalui berbagai bentuk. Materialisme ekstrem, membuat manusia lebih mencintai dunia. Individualisme,  melemahkan solidaritas keagamaan dan ukhuwah. Kehilangan orientasi akhirat, karena kurangnya penguatan nilai-nilai spiritual dari lembaga keagamaan.

 

Strategi Menghadapi Sekularisasi

 

Berada dalam lingkungan yang saleh, aktif mengikuti kajian dan kegiatan masjid, pesantren dapat menjaga kestabilan spiritual. Masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi juga pusat pendidikan, ekonomi umat, dan kontrol sosial.

 

Pendidikan Islam harus menghadirkan integrasi sintesis antara ilmu agama dan ilmu dunia, agar generasi tidak terjerumus pada pemikiran sekuler. Perlu latihan pembiasaan amal Ibadah dalam Semua Aspek Hidup. Menjadikan seluruh aktivitas sebagai ibadah akan memperkokoh ketakwaan.

 

 وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ۝

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Penutup

Sekularisasi adalah tantangan yang nyata dalam kehidupan modern yang mengikis makna spiritual dan amal keagamaan. Untuk menangkalnya, diperlukan upaya serius dalam memperkuat ikatan diri dengan institusi agama yang sahih, aktif dalam kegiatan kolektif keagamaan, serta membentuk pribadi yang berorientasi kepada Allah dalam setiap aspek hidupnya. Islam tidak membatasi agama pada masjid semata, tetapi menghidupkannya di tengah masyarakat. Maka, perlawanan terhadap sekularisasi adalah jihad kontemporer untuk menegakkan kembali peran agama sebagai pusat makna dan sumber petunjuk dalam kehidupan manusia.t, adil, dan bersatu.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel