menu melayang

Selasa, 30 September 2025

HUBUNGAN QUR’ANIC CONCEPTS OF HUMAN PSYCHE DENGAN FILSAFAT KONSELING ISLAM

 



H. Sugandi Miharja, Ph.D

 

Titik Temu Konseptual Psike dalam Qur’an & Hakikat Konseling Islam

 

Tulisan ini menelaah qalb, ruh, nafs, fu’ad, lubb sebagai istilah Qur’ani tentang psike manusia. Dalam filsafat konseling Islam, konseling dipandang bukan sekadar memperbaiki perilaku, tetapi membimbing fitrah menuju keseimbangan ruhani (tazkiyatun nafs). Dengan demikian, konsep psike Qur’ani dalam buku ini memberi landasan ontologis untuk memahami klien dalam konseling Islam: manusia bukan hanya makhluk biologis-psikologis, tapi juga spiritual.

 

Landasan Epistemologis, Islamisasi Psikologi dan Sumber Ilmu Konseling

 

Konsep  ini adalah bagian dari proyek Islamization of Knowledge yang menegaskan bahwa sumber ilmu tentang jiwa bukan hanya psikologi Barat, tetapi wahyu (Al-Qur’an dan Sunnah).

Dalam filsafat konseling Islam, ini berarti bahwa epistemologi konseling harus berakar pada Qur’an, Sunnah, dan ijtihad ulama.

 

Misalnya dalam memahami depresi, psikologi Barat menekankan faktor biologis atau kognitif, sementara konsep Qur’ani tentang qalb maridh (hati yang sakit) menekankan faktor spiritual dan akhlak.

 

Dimensi Aksiologis, Tujuan Konseling Islam

 

Kesehatan psike menurut Qur’an berarti keselamatan iman, kebeningan hati, dan jiwa yang tenang (nafs al-muthma’innah).

Filsafat konseling Islam menjadikan tujuan konseling bukan sekadar coping atau adaptasi sosial, melainkan kedekatan dengan Allah, tazkiyah (pensucian), dan falah (kebahagiaan dunia-akhirat).

Jadi, buku ini menegaskan nilai dasar konseling Islam: orientasi akhirat dan kebahagiaan hakiki.

 

Implikasi Metodologis dalam Konseling

 

Konsep Qur’ani seperti qalb dan nafs bisa dijadikan kerangka diagnostik. Nafs ammarah berupa kecenderungan destruktif dorongan bawah sadar negatif.

Nafs lawwamah berupa konflik batin  self-criticism. Nafs muthma’innah berupa kondisi sehat dan matang spiritual.

 

Konselor Islam dapat merancang intervensi yang memadukan metode modern dengan zikir, doa, tadabbur ayat, dan penguatan iman. Hal ini sesuai filsafat konseling Islam yang mengintegrasikan metode ilmiah dengan metode spiritual.

 

Relevansi Filosofis

 

Filsafat konseling Islam bertanya: “Apa hakikat manusia?”, “Apa tujuan konseling?”, dan “Apa sumber pengetahuan konseling?” Qur’anic Concepts of Human Psyche memberi jawaban Qur’ani atas pertanyaan itu adalah manusia hakikatnya ruhani; tujuan utamanya falah; dan sumber pengetahuannya wahyu.

 

Dengan begituvQur’anic Concepts of Human Psyche  melandasi filsafat konseling Islam sekaligus inspirasi untuk mengembangkan teori dan praktik konseling berbasis Qur’an.

 

Kesimpulan

Konsep Qur’anic Concepts of Human Psyche memberi kontribusi penting pada filsafat konseling Islam. Memberikan ontologi manusia sebagai makhluk ruhani-jasmani. Meneguhkan epistemologi konseling Islam yang berakar pada wahyu. Menyajikan aksiologi bahwa tujuan konseling adalah tazkiyah dan falah. Menawarkan kerangka metodologis melalui klasifikasi psike Qur’ani (nafs, qalb, ruh) yang dapat diterapkan dalam asesmen dan intervensi konseling Islam.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel