menu melayang

Minggu, 23 Februari 2025

PENGARUH IBADAH BERJAMAAH DI LINGKUNGAN KANTOR TERHADAP KUALITAS RUHANIAH

 

 


 

Oleh: H. Sugandi Miharja, Ph.D

Ibadah, khususnya shalat salah satu kewajiban utama dalam Islam yang tidak hanya berdimensi ritual, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan psikologis. Dalam lingkungan kerja, pelaksanaan shalat berjamaah menjadi sarana yang dapat meningkatkan kualitas hubungan sosial, ketenangan batin, serta memberikan efek relaksasi bagi para pekerja. Perspektif psikologi menunjukkan bahwa ibadah dapat memberikan ketenangan mental dan mengurangi stres (Koenig, 2022), sedangkan dalam tasawuf Islam, shalat merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah serta mencapai keseimbangan jiwa (Al-Ghazali, 2008).

Dalam konteks kehidupan modern yang penuh tekanan, penting untuk memahami bagaimana shalat berjamaah dapat memberikan manfaat tidak hanya secara spiritual tetapi juga psikologis dan sosial. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas pengaruh shalat berjamaah di kantor terhadap relasi sosial, ketenangan ruhani, relaksasi, dan renungan kehidupan.

Perspektif Psikologis Tentang Ibadah Dan Kesejahteraan Mental

Dalam psikologi, praktik keagamaan seperti shalat memiliki hubungan erat dengan kesehatan mental dan kesejahteraan emosional. Koenig, McCullough, & Larson (2021) dalam Handbook of Religion and Health menyebutkan bahwa ibadah dapat mengurangi kecemasan, memberikan ketenangan, dan memperkuat hubungan sosial.

Studi lain menunjukkan bahwa ibadah kolektif meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas, yang dapat mengurangi perasaan kesepian dan stres (Pargament, 2017). Selain itu, dzikir dan doa dalam shalat memiliki efek relaksasi yang mirip dengan teknik mindfulness dalam psikologi modern.

Perspektif Tasawuf Dan Ketenangan Jiwa

Dalam tasawuf, shalat dianggap sebagai sarana utama untuk mencapai ketenangan batin (sakinah). Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa shalat yang dilakukan dengan penuh kekhusyukan dapat membersihkan hati dari kegelisahan dan mendekatkan manusia kepada hakikat kehidupannya.

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam karyanya Madarij as-Salikin juga menekankan bahwa shalat adalah sarana untuk mencapai tuma’ninah (ketenangan jiwa), yang merupakan kondisi spiritual di mana seseorang merasakan kedamaian dan kepasrahan total kepada Allah.

Pengaruh Shalat Berjamaah Terhadap Relasi Sosial Di Kantor

Shalat berjamaah di kantor menciptakan ruang bagi interaksi sosial yang lebih akrab dan harmonis. Beberapa manfaatnya meliputi meningkatkan tasa kebersamaan, bertemu dalam ibadah mengurangi jarak sosial dan mempererat hubungan antarpegawai. Dapat juga membangun kepercayaan, dalam suasana ibadah, individu cenderung lebih terbuka dan memiliki empati terhadap sesama. Serta mengurangi konflik, kebiasaan beribadah bersama dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih damai dan minim perselisihan.

Ketenangan Ruhani Dan Spiritual

Ibadah memberikan kesempatan bagi individu untuk menjernihkan pikirannya dari tekanan pekerjaan. Dalam psikologi, ini disebut sebagai efek stress relief, di mana ibadah dapat mengurangi ketegangan mental dan emosional (Koenig, 2022). Dalam Islam, shalat adalah sarana dzikrullah (mengingat Allah), yang dapat menenangkan hati sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)

Shalat Sebagai Relaksasi Dalam Lingkungan Kerja

Shalat tidak hanya berdampak pada ketenangan spiritual tetapi juga memberikan efek fisiologis yang menyerupai teknik relaksasi. Beberapa manfaatnya meliputi mengurangi stres Fisik, gerakan shalat seperti rukuk dan sujud dapat melancarkan sirkulasi darah dan membantu tubuh lebih rileks. Juga nemberikan waktu istirahat mental, dalam psikologi kerja, istirahat sejenak dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas (Csikszentmihalyi, 2020). Dapat pula Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi:m, setelah shalat, individu cenderung lebih segar dan siap kembali bekerja dengan pikiran yang lebih jernih.

Shalat Sebagai Sarana Renungan Kehidupan

Shalat berjamaah di kantor juga menjadi momen refleksi bagi individu untuk mengevaluasi diri dan memahami makna kehidupan. Beberapa aspek yang bisa direnungkan meliputi: kesadaran akan rujuan hidup,,dhalat mengingatkan bahwa pekerjaan bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga bagian dari ibadah. Kesabaran dan keikhlasan, dalam tasawuf, shalat membantu membentuk karakter sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian hidup. Memperbaiki hubungan sosial, shalat berjamaah dapat menjadi ajang introspeksi untuk memperbaiki hubungan dengan rekan kerja.

KESIMPULAN

Shalat berjamaah di kantor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aspek sosial, psikologis, dan spiritual. Dari perspektif psikologi, shalat berjamaah dapat meningkatkan kebersamaan, mengurangi stres, dan memberikan efek relaksasi. Dari perspektif tasawuf, shalat adalah sarana untuk mencapai ketenangan batin dan memperkuat hubungan dengan Allah.

 

*) Dosen S2 UIN Bandung

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel