Oleh: H. Sugandi
Miharja, Ph.D
Ibadah, khususnya
shalat salah satu kewajiban utama dalam Islam yang tidak hanya berdimensi
ritual, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan psikologis. Dalam
lingkungan kerja, pelaksanaan shalat berjamaah menjadi sarana yang dapat
meningkatkan kualitas hubungan sosial, ketenangan batin, serta memberikan efek
relaksasi bagi para pekerja. Perspektif psikologi menunjukkan bahwa ibadah
dapat memberikan ketenangan mental dan mengurangi stres (Koenig, 2022),
sedangkan dalam tasawuf Islam, shalat merupakan sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah serta mencapai keseimbangan jiwa (Al-Ghazali, 2008).
Dalam konteks kehidupan
modern yang penuh tekanan, penting untuk memahami bagaimana shalat berjamaah
dapat memberikan manfaat tidak hanya secara spiritual tetapi juga psikologis
dan sosial. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas pengaruh shalat
berjamaah di kantor terhadap relasi sosial, ketenangan ruhani, relaksasi, dan
renungan kehidupan.
Perspektif Psikologis Tentang
Ibadah Dan Kesejahteraan Mental
Dalam psikologi,
praktik keagamaan seperti shalat memiliki hubungan erat dengan kesehatan mental
dan kesejahteraan emosional. Koenig, McCullough, & Larson (2021) dalam
Handbook of Religion and Health menyebutkan bahwa ibadah dapat mengurangi
kecemasan, memberikan ketenangan, dan memperkuat hubungan sosial.
Studi lain menunjukkan
bahwa ibadah kolektif meningkatkan rasa kebersamaan dan solidaritas, yang dapat
mengurangi perasaan kesepian dan stres (Pargament, 2017). Selain itu, dzikir
dan doa dalam shalat memiliki efek relaksasi yang mirip dengan teknik mindfulness
dalam psikologi modern.
Perspektif Tasawuf Dan Ketenangan
Jiwa
Dalam tasawuf, shalat
dianggap sebagai sarana utama untuk mencapai ketenangan batin (sakinah).
Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa shalat yang dilakukan dengan
penuh kekhusyukan dapat membersihkan hati dari kegelisahan dan mendekatkan
manusia kepada hakikat kehidupannya.
Ibn Qayyim al-Jawziyyah
dalam karyanya Madarij as-Salikin juga menekankan bahwa shalat adalah sarana
untuk mencapai tuma’ninah (ketenangan jiwa), yang merupakan kondisi spiritual
di mana seseorang merasakan kedamaian dan kepasrahan total kepada Allah.
Pengaruh Shalat
Berjamaah Terhadap Relasi Sosial Di Kantor
Shalat berjamaah di
kantor menciptakan ruang bagi interaksi sosial yang lebih akrab dan harmonis.
Beberapa manfaatnya meliputi meningkatkan tasa kebersamaan, bertemu dalam
ibadah mengurangi jarak sosial dan mempererat hubungan antarpegawai. Dapat juga
membangun kepercayaan, dalam suasana ibadah, individu cenderung lebih terbuka
dan memiliki empati terhadap sesama. Serta mengurangi konflik, kebiasaan
beribadah bersama dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih damai dan minim
perselisihan.
Ketenangan Ruhani Dan Spiritual
Ibadah memberikan
kesempatan bagi individu untuk menjernihkan pikirannya dari tekanan pekerjaan.
Dalam psikologi, ini disebut sebagai efek stress relief, di mana ibadah dapat
mengurangi ketegangan mental dan emosional (Koenig, 2022). Dalam Islam, shalat
adalah sarana dzikrullah (mengingat Allah), yang dapat menenangkan hati
sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an "Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28)
Shalat Sebagai Relaksasi
Dalam Lingkungan Kerja
Shalat tidak hanya
berdampak pada ketenangan spiritual tetapi juga memberikan efek fisiologis yang
menyerupai teknik relaksasi. Beberapa manfaatnya meliputi mengurangi stres
Fisik, gerakan shalat seperti rukuk dan sujud dapat melancarkan sirkulasi darah
dan membantu tubuh lebih rileks. Juga nemberikan waktu istirahat mental, dalam
psikologi kerja, istirahat sejenak dapat meningkatkan produktivitas dan
kreativitas (Csikszentmihalyi, 2020). Dapat pula Meningkatkan Fokus dan
Konsentrasi:m, setelah shalat, individu cenderung lebih segar dan siap kembali
bekerja dengan pikiran yang lebih jernih.
Shalat Sebagai Sarana
Renungan Kehidupan
Shalat berjamaah di
kantor juga menjadi momen refleksi bagi individu untuk mengevaluasi diri dan
memahami makna kehidupan. Beberapa aspek yang bisa direnungkan meliputi:
kesadaran akan rujuan hidup,,dhalat mengingatkan bahwa pekerjaan bukan hanya
mencari nafkah, tetapi juga bagian dari ibadah. Kesabaran dan keikhlasan, dalam
tasawuf, shalat membantu membentuk karakter sabar dan ikhlas dalam menghadapi
ujian hidup. Memperbaiki hubungan sosial, shalat berjamaah dapat menjadi ajang
introspeksi untuk memperbaiki hubungan dengan rekan kerja.
KESIMPULAN
Shalat berjamaah di
kantor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap aspek sosial, psikologis, dan
spiritual. Dari perspektif psikologi, shalat berjamaah dapat meningkatkan
kebersamaan, mengurangi stres, dan memberikan efek relaksasi. Dari perspektif
tasawuf, shalat adalah sarana untuk mencapai ketenangan batin dan memperkuat
hubungan dengan Allah.
*) Dosen S2 UIN Bandung