menu melayang

Jumat, 11 Juli 2025

IDENTITAS RELIGI KITA



Oleh: H. Sugandi Miharja, Ph.D


Identitas religi Islami adalah ekspresi keislaman yang tampak dalam keyakinan, amalan, pakaian, gaya hidup, pergaulan, dan tokoh panutan. Identitas ini bukan hanya simbol luar, tapi juga penegasan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.


Apa dasar ilmiah dari identitas ini?


Identitas adalah konsep "siapa aku" dalam kaitannya dengan kelompok sosial dan nilai tertentu. Dalam konteks Islam, identitas religi merujuk pada teori identitas sosial.  Social Identity Theory, identitas individu dibentuk melalui keanggotaannya dalam kelompok sosial (misalnya: umat Islam), dan dari situ ia memperoleh kebanggaan, nilai, dan arah hidup. Sedangkan dalam psikologi agama, The Religious Identity Theory menyatakan: identitas agama adalah bagian dari self-concept yang terkait dengan iman, nilai, praktik, dan afiliasi terhadap kelompok agama.


Dengan kata lain: "Siapa aku" = apa yang aku yakini + bagaimana aku hidup + dengan siapa aku berafiliasi.


Apakah cukup menyatakan “saya Muslim” sebagai identitas?


Belum. Identitas itu dinyatakan sekaligus dijalani. Seorang Muslim sejati menunjukkan identitasnya dalam: tauhid (keyakinan), shalat dan ibadah (amalan), pakaian syar’i, pilihan teman dan komunitas, serta siapa yang dijadikan panutan. Identitas tanpa amal hanya nama, amal tanpa iman bisa tersesat.


Bagaimana bentuk keyakinan dalam identitas Islami?


Keyakinan (ʿaqīdah) adalah fondasi identitas.  Percaya kepada Allah, Rasul, kitab-Nya, akhirat, takdir. Ia menghindari syirik, takhayul, dan kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid.


 "قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ..."

"Katakanlah: Kami beriman kepada Allah..." (QS. Al-Baqarah: 136)


Apakah pakaian juga mencerminkan identitas religi?


Ya. Pakaian syar’i adalah simbol kesadaran iman. Pria berpakaian sopan, menutup aurat. Wanita mengenakan jilbab dan pakaian longgar, tidak transparan. Menolak tren busana yang menjauhkan dari nilai Islam. Pakaian bukan hanya gaya, tapi bahasa identitas.


Bagaimana amalan mencerminkan identitas?


Shalat tepat waktu, puasa, zakat, membaca Al-Qur’an adalah penanda utama. Akhlak Islami adalah jujur, adil, sabar, amanah, memberi manfaat. Aktif dalam kegiatan sosial Islam seperti dakwah, sedekah, komunitas masjid.


Rasulullah ﷺ:

"الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ"

"Muslim adalah yang orang lain selamat dari lisan dan tangannya." (HR. Bukhari)


Bagaimana pengaruh pertemanan terhadap identitas?


Identitas kita ikut dibentuk oleh lingkungan sosial. Social Identity Theory menjelaskan bahwa afiliasi kelompok menentukan sikap dan perilaku. Maka penting berteman dengan orang beriman, karena itu akan membentuk sikap hidup kita.


 "الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ"

"Seseorang tergantung agama temannya." (HR. Tirmidzi)


Apa peran masjid dan majelis ilmu dalam membentuk identitas?


Masjid adalah pusat spiritual dan sosial. Majelis ilmu membentuk cara berpikir dan memperkuat semangat berjamaah. Orang yang sering hadir di masjid atau halaqah cenderung punya identitas Islami yang kuat. Identitas dibangun dari kebiasaan dan lingkungan yang konsisten.


Siapa idola terbaik dalam membentuk identitas Muslim?


Nabi Muhammad ﷺ adalah uswah hasanah. Para sahabat, ulama, dan tokoh Islam yang ikhlas dan istiqamah, mereka energi pendorong amal. Bukan sekadar populer, tapi membimbing pada kebaikan dan akhirat.


 "لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ"

"Sungguh telah ada pada Rasulullah suri teladan yang baik..." (QS. Al-Ahzab: 21)


Bagaimana menghadapi benturan antara identitas Islami dan tren zaman?


Islam tidak menolak kemajuan, tapi menolak penyimpangan. Budaya dan teknologi bisa diambil jika tidak melanggar syariat. Muslim harus cerdas memilah mana yang membangun jati diri, mana yang melunturkan identitas. Identitas Islami bukan sikap anti-modern, tapi pijakan iman di tengah arus zaman.


Penutup


Identitas Islami adalah bagian penting dari eksistensi seorang Muslim. Ia dibangun dari ilmu, iman, dan amal, diperkuat dengan lingkungan yang sehat, dan dikokohkan dengan kesadaran memilih teladan yang tepat. Jangan hanya dikenal sebagai Muslim di KTP, lanjut jadi Muslim yang dikenal karena iman dan akhlak.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel