Oleh : H.S. Miharja, Ph.D
Konflik personal adalah pertentangan atau ketegangan yang terjadi antara dua orang atau lebih karena perbedaan pendapat, sikap, kepentingan, atau emosi dalam hubungan sosial. Konflik ini bisa terjadi di rumah, sekolah, tempat kerja, bahkan dalam komunitas keagamaan. Dalam keadaan ini perlu upaya serius pada zona harmoni.
Apakah konflik itu selalu buruk? Konflik bisa menjadi hal yang baik jika disikapi dengan bijak, karena bisa membuka jalan untuk saling memahami, memperbaiki diri, dan memperkuat hubungan. Tapi jika dibiarkan, konflik bisa melukai perasaan, merusak hubungan, dan membuat suasana menjadi tidak nyaman.
Bagaimana Pandangan Agama Islam terhadap Konflik Personal?
Islam mengajarkan bahwa konflik bisa terjadi karena dorongan dari nafsu (keinginan diri) yang tidak dikendalikan, seperti marah, iri hati, dendam, atau keinginan untuk merasa lebih baik dari orang lain. Untuk itu, Islam mendorong kita agar terus menyucikan hati dan mengendalikan emosi.
Allah SWT berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
"Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams: 9–10)
Apa yang diajarkan Islam jika kita sedang marah atau tersinggung dalam konflik?
Islam sangat mendorong kita untuk bersabar dan memaafkan orang lain. Bahkan, Allah menyukai orang yang mampu menahan amarahnya.
Allah berfirman:
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS. Ali ‘Imran: 134)
Rasulullah SAW bersabda:
"ليس الشديد بالصُّرَعةِ، إنما الشديد الذي يَملك نفسه عند الغضب"
"Orang kuat bukanlah yang menang dalam bergulat, tetapi orang yang mampu mengendalikan dirinya saat marah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Bagaimana Konflik Personal Muncul?
Setiap orang punya latar belakang yang berbeda. Ada yang berbeda budaya, cara bicara, cara berpikir, bahkan posisi atau jabatan sosial. Kadang orang salah paham atau merasa tidak dihargai, lalu muncul konflik.
Apakah semua konflik merusak?
Tidak juga. Kadang konflik bisa membuka mata kita, bisa mendorong perubahan yang baik, dan memperjelas posisi kita dalam hubungan sosial. Tapi jika tidak diatasi dengan baik, konflik bisa merusak hubungan, menimbulkan rasa tidak percaya, bahkan bisa menyebabkan permusuhan.
Bagaimana peran masyarakat dalam menyelesaikan konflik?
Sosiolog menyarankan pentingnya mediasi atau perantara. Bisa dari tokoh masyarakat, orang yang dituakan, atau pemimpin yang dipercaya. Selain itu, membangun budaya komunikasi yang terbuka dan saling menghargai sangat penting.
Islam juga menekankan pentingnya mendamaikan orang yang berselisih:
﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ﴾
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. Maka damaikanlah antara kedua saudaramu itu."
(QS. Al-Hujurat: 10)
Bagaimana Tipe Komunikasi dalam Konflik Personal?
Ada analisis transaksional suatu teori tentang cara kita berkomunikasi. Setiap orang dalam berinteraksi memiliki tiga peran dalam dirinya:
1. Orang Tua (Parent), suka memberi aturan, menasihati, atau mengkritik.
2. Dewasa (Adult), berpikir rasional dan tenang.
3. Anak-anak (Child), cenderung emosional, manja, atau memberontak.
Konflik sering muncul saat seseorang berbicara dari peran yang tidak cocok. Misalnya, seseorang sedang serius berbicara dari posisi "Dewasa", tapi dibalas dengan sikap "Anak-anak" yang tersinggung atau marah.
Bagaimana cara menghindari konflik dari komunikasi? Dengan berusaha berbicara dari peran “Dewasa ke Dewasa”, yaitu tenang, jelas, dan tidak emosional. Juga penting untuk menyadari dari posisi mana kita sedang berbicara, dan mencoba memahami dari posisi mana lawan bicara kita merespons.
Islam juga mengajarkan untuk berbicara dengan kata-kata yang baik:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيرًا أو ليصمت
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Penutup
Jadi, bagaimana seharusnya kita menyikapi konflik personal dalam relasi sosial? Pertama, kita perlu menyadari bahwa konflik adalah hal biasa dalam hidup, tetapi cara kita menyikapinya yang akan menentukan hasilnya. Agama mengajarkan agar kita menjaga hati dan emosi, bersabar, dan memaafkan. Konflik berkaitan dengan posisi dan struktur dalam masyarakat, dan bisa diselesaikan lewat komunikasi dan mediasi. Dalam psikologi komunikasi mengajak kita untuk memahami cara kita berbicara dan berinteraksi.
Konflik bisa menjadi sarana untuk memperbaiki diri, memperkuat hubungan, dan mendekatkan diri kepada Allah jika dihadapi dengan cara yang tepat.