Oleh : H.S. Miharja, Ph.D
Tanpa dzikir, hati manusia menjadi kering, kosong dari ketenangan, bahkan mudah digoda oleh bisikan syaitan ke arah hawa nafsu kehinaan. Sebaliknya, dzikir menjadi sumber kekuatan spiritual, pembersih dosa, dan penghubung dengan Allah.
Apa yang menyebab hati menjadi keras dan gelisah, Allah berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
"Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan pada hari kiamat Kami akan bangkitkan dia dalam keadaan buta"
(QS. Thaha: 124). Tanpa dzikir, hati menjadi sempit, gundah, dan kehilangan arah hidup.
Apa yang menyebabkan mati hati, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لَا يَذْكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ
"Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabb-nya dan yang tidak berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati"
(HR. Bukhari). Hati tanpa dzikir menjadi ladang bagi bisikan setan, mudah hanyut dalam dosa dan maksiat.
Penyebab Hilangnya Ketenangan Jiwa
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
Tanpa dzikir, hati gersang, pikiran kacau, dan jiwa tidak mendapatkan ketenangan.
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Dzikir diperintah bagi orang beriman
Dzikir merupakan salah satu ibadah lisan dan hati yang paling agung dalam Islam. Dzikir bukan sekadar menyebut nama Allah, tetapi mengingat-Nya dengan hati, lisan, dan amal. Allah memerintahkan hamba-Nya untuk senantiasa berdzikir dalam berbagai keadaan sebagaimana firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
"Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang." (QS. Al-Ahzab: 41–42)
Proses Dzikir
Dzikir dengan Hati (Qalbi), menghadirkan kesadaran akan kebesaran Allah, merasa diawasi (muraqabah), dan meniatkan semua perbuatan untuk Allah. Dzikir hati merupakan inti dari dzikir lisan dan dzikir amal.
Dzikir dengan Lisan (Lisani), mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah seperti tasbih (subhanallah), tahmid (alhamdulillah), tahlil (la ilaha illallah), takbir (allahu akbar), istighfar, dan shalawat. Rasulullah ﷺ selalu membiasakan dzikir setiap saat, bukan hanya di waktu tertentu.
Dzikir dengan Amal (Amali), melaksanakan ketaatan, meninggalkan maksiat, dan menjadikan setiap aktivitas bernilai ibadah. Menurut Imam Ibnul Qayyim, dzikir paling sempurna adalah yang mencakup lisan, hati, dan perbuatan sekaligus.
Tahapan Dzikir, dimulai dengan niat tulus, menyebut nama Allah, memahami makna, merasakan kehadiran Allah SWT, menjadikan dzikir sebagai kebiasaan hidup.
Keutamaan Dzikir
Dzikir sebagai Amalan Paling Utama, sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda:
Dzikir lebih mulia daripada infak emas dan perak (HR. Tirmidzi).
Dzikir ini sarana menghapus Dosa dan Meninggikan Derajat
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ تَمْلَأُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Dzikir lafadz ini memenuhi timbangan amal dan menghapus dosa-dosa kecil.
Dzikir Mendatangkan Ketenangan dan Perlindungan, sebagaimana dzikir menjadi pelindung dari setan dan mendatangkan rasa tenteram dalam jiwa (QS. Ar-Ra’d: 28).
Dzikir Mendapat Pujian dan Ingatan Allah
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
Siapa yang mengingat Allah, akan diingat Allah di hadapan malaikat dan mendapat kemuliaan (Q.S. Al-Baqarah: 152)
Dzikir menjadi jalan menuju Surga, karena dzikir adalah amalan ringan namun berat di timbangan, dan menjadi penyebab masuk surga.
Penutup
Dzikir adalah kebutuhan spiritual setiap muslim. Tanpa dzikir, hati menjadi mati, jiwa gersang, dan hidup tidak tenang. Dzikir menghidupkan hati, mendekatkan kepada Allah, menjadi perisai dari setan, serta membuka pintu keberkahan dunia dan akhirat.
Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya membiasakan dzikir setiap saat, baik dengan hati, lisan, maupun amal, agar hidupnya senantiasa dalam naungan rahmat Allah dan memperoleh kebahagiaan hakiki di dunia serta keselamatan di akhirat.