menu melayang

Rabu, 13 Agustus 2025

Mental Noise Berikut Solusinya



Oleh : H.S. Miharja, Ph.D


Kebisingan mental (mental noise) merupakan fenomena psikologis yang kian meningkat pada era modern akibat tekanan duniawi, informasi berlebih, dan kecemasan masa depan. Dalam perspektif Islam, kondisi ini berakar dari dominasi cinta dunia, godaan syaitan, dan kelemahan hubungan spiritual dengan Allah SWT. Tulisan ini mengkaji praktik khalwah (menyendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah) sebagai solusi untuk meredam mental noise beban pikiran, meningkatkan kesadaran diri (self-awareness), dan memperkuat fokus pada tugas ibadah. Praktik ini dapat dijadikan terapi spiritual preventif bagi gangguan mental akibat kebisingan duniawi.


Era digital dan modernisasi kehidupan menimbulkan arus informasi dan tuntutan sosial yang memicu kebisingan mental (mental noise). Individu sering kali mengalami overthinking, kecemasan, dan keterikatan berlebihan pada urusan duniawi, sehingga lalai terhadap tujuan hidup hakiki, yakni beribadah kepada Allah SWT (QS. Adz-Dzariyat: 56). Islam menawarkan khalwah, praktik menyendiri untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagai sarana menenangkan jiwa dan menata pikiran agar tetap fokus pada ibadah. Paparan ini mencoba menjawab pertanyaan: Bagaimana khalwah dapat menjadi solusi efektif untuk melawan mental noise?


Psikologi Mental Noise

Mental noise adalah gangguan internal berupa pikiran yang tidak teratur, berlebihan, dan sulit dikendalikan. Menurut Levitin (2014), kondisi ini terjadi akibat overstimulasi informasi dan tekanan emosional, yang berdampak pada stres kronis dan menurunnya konsentrasi spiritual.


Konsep Khalwah

Khalwah berasal dari kata خلوة yang berarti menyendiri atau memisahkan diri. Tujuannya adalah mengosongkan hati dari kesibukan dunia, mendekatkan diri kepada Allah, dan merenungi makna hidup. Rasulullah ﷺ sering melakukan khalwah di Gua Hira sebelum turunnya wahyu pertama (HR. Bukhari).


Hubungan Khalwah dan Ketenangan Jiwa

Al-Qur’an menyebutkan


 أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Ra’d: 28).

Khalwah memberikan ruang batin untuk berdzikir, tafakur, dan tazkiyatun nafs, sehingga mampu meredam kebisingan jiwa yang berasal dari pikiran duniawi.


Sumber Kebisingan Mental

Dapat dibentangkan secara luas. Secara Spiritual, cinta dunia berlebihan, lalai mengingat Allah, dominasi hawa nafsu. Secara Psikologis adanya sikap overthinking, kecemasan sosial, informasi berlebihan. Dalam Sosialogi, karena  tekanan kompetitif, tuntutan kesuksesan materi, dan distraksi digital.


Terapi  Khalwah

Dapat ditempuh dengan bentangan pengalaman.  Penghentian Stimulus Duniawi, menjauh dari kebisingan eksternal mengurangi beban kognitif. Dzikir dan Tafakur, mengisi hati dengan mengingat Allah menenangkan sistem saraf (HR. Ahmad). Self-Reflection (Muhasabah), mengevaluasi niat dan tujuan hidup, menyucikan hati.  Konektivitas Ruhani, membangun kesadaran akan kehadiran Allah (muraqabah), yang memberi ketenteraman jiwa.


Relevansi Khlawah secara Psikologis dan Sosial

Secara psikologis, khalwah mirip dengan teknik mindfulness, namun berorientasi transendental, bukan hanya pada kesadaran diri tetapi pada hubungan dengan Allah. Secara sosial, khalwah membantu individu mengendalikan stres, sehingga interaksi dengan masyarakat lebih sehat dan produktif.


Penutup

Kebisingan jiwa dan pikiran (mental noise) bersumber dari cinta dunia yang berlebihan, tekanan sosial, dan beban psikologis. Khalwah menawarkan solusi holistik dengan menenangkan pikiran, memperkuat koneksi spiritual, dan mengarahkan kembali fokus hidup pada ibadah. Praktik ini penting diterapkan secara berkala sebagai bagian dari terapi spiritual dan manajemen stres di era modern.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel