menu melayang

Selasa, 03 Juni 2025

A'RAFAH, TA'ARUF, DAN MA'RIFAT RUH

 




Oleh : H.S. Miharja, Ph.D

 

Wuquf di Padang Arafah menjadi momentum paling sakral, menandai ta'aruf ruhani antara manusia dan Tuhannya dalam ibadah haji. Jutaan umat Islam dari berbagai belahan dunia berkumpul dalam satu waktu dan tempat, menjadikan Arafah sebagai panggung pengakuan ruhani, penyatuan spiritual, dan simbol ma'rifatullah. Artikel ini mengkaji fenomena spiritual tersebut dengan pendekatan teologis dan historis, menyoroti makna simbolik Padang Arafah, sejarah pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa, serta transformasi ruhani yang dialami jemaah haji dalam lanskap geografis yang ekstrem namun penuh berkah.

Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam dan menjadi bentuk ibadah yang menggabungkan dimensi fisik, sosial, dan spiritual. Di antara semua ritualnya, wuquf di Arafah pada 9 Dzulhijjah menjadi inti dan penentu sah tidaknya haji. Seperti disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW:

 "الحج عرفة"

“Haji itu adalah Arafah.”

(HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

Pembeda dari ibadah haji terletak pada wuquf di Arafah. Padang Arafah menjadi saksi bisu perjumpaan spiritual jutaan manusia yang datang dari seluruh penjuru dunia. Jutaan orang tetap berdiri, berdoa, dan menangis terharu, menandakan adanya panggilan ruhani yang tidak digerakkan oleh logika duniawi, melainkan oleh kekuatan iman.

Padang Arafah dan Taaruf Ruh Religi

Ta'aruf secara bahasa berarti saling mengenal. Dalam konteks haji, wuquf di Arafah adalah proses ta'aruf ruh antara manusia dan Rabb-nya, antara hamba dengan kesadaran eksistensial.

Kepatuhan dan Kerinduan Ruh Religi Menuju Arafah

Ibadah haji adalah manifestasi ketundukan ruhani tertinggi seorang Muslim kepada Allah. Di antara semua rukunnya, wuquf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah adalah puncaknya.

Hal ini menunjukkan betapa sentralnya Padang Arafah, bukan sekadar tempat geografis, melainkan ruang spiritual tempat ruh-ruh berkumpul dalam satu tujuan: menghadapkan diri seutuhnya kepada Allah, tanpa membedakan bangsa, status, atau warna kulit.

Kerinduan menuju Arafah merupakan pantulan fitrah ruhani manusia yang haus akan pertemuan agung dengan Tuhan. Ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi ziarah ruhani, simbol kerinduan primordial manusia kepada asal muasalnya kepada Allah sebagai Pencipta.

Jumlah Jemaah Haji Sedunia

Jumlah jemaah haji setiap tahunnya mencapai lebih dari 2 juta orang dari berbagai belahan dunia. Berikut gambaran statistik rata-rata: 2019 ±2,5 juta jemaah (tertinggi sebelum pandemi), 2023 ±1,8 juta jemaah. 2024 diperkirakan kembali mencapai ± 2 juta lebih.

Ini adalah salah satu peristiwa tahunan terbesar di dunia yang melibatkan massa secara damai dan terorganisir, yang tidak semata karena komando duniawi, tetapi oleh panggilan keimanan dan kepatuhan ruh terhadap perintah Ilahi.

Luas dan Kondisi Ekstrem Padang Arafah

Padang Arafah terletak sekitar 20 km dari kota Mekkah, dengan luas kira-kira 10,4 km² (sekitar 1040 hektar). Tempat ini hamparan padang tandus yang biasanya panas ekstrem, dengan suhu yang bisa mencapai >50°C saat musim haji. Tidak ada bangunan besar atau tempat berteduh alami, hanya tenda-tenda putih sementara.

Namun, jutaan orang tetap berduyun-duyun menuju Arafah karena mereka tidak digerakkan oleh kenyamanan dunia, melainkan oleh panggilan ruh dan kesadaran iman.

Arafah dan Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa

Menurut sebagian riwayat ulama dan sumber-sumber tafsir klasik Padang Arafah dipercaya sebagai tempat pertemuan pertama Nabi Adam dan Siti Hawa setelah diturunkan dari surga. Mereka terpisah selama bertahun-tahun hingga bertemu kembali di Arafah.

Kata "Arafah" berasal dari akar kata "‘arafa" (عرف) yang berarti mengetahui atau mengenali. Karena di sinilah Adam mengenali kembali Hawa.

Simbol ini sangat kuat, manusia yang terusir dari surga kembali mencari Tuhan dan pasangan hidupnya, dan Arafah menjadi titik pertemuan antara taubat, kasih, dan pengakuan.

Makna Filosofis dan Religius

Ruh manusia punya kerinduan eksistensial untuk kembali ke asalnya, dan Arafah menjadi representasi tempat "berkumpulnya ruh-ruh yang merindu".

Wuquf di Arafah adalah miniatur Mahsyar, tempat semua manusia akan dikumpulkan kelak. Maka ia sekaligus mengandung hikmah eskatologis (pengingatan akan hari akhir).

Suasana Arafah adalah suasana munajat, tangis, doa, dan tobat massal, menjadikan Arafah sebagai pusat getaran ruhani umat Islam sedunia.

Penutup

Berkumpulnya jutaan jiwa di Padang Arafah bukan hanya peristiwa fisik, tetapi merupakan manifestasi kepatuhan ruh terhadap panggilan ilahi. Di tengah cuaca ekstrem dan kesederhanaan tempat, umat Islam menghadirkan kesatuan ruhani dan sosial, mengenang pertemuan pertama manusia (Adam-Hawa), dan menyiapkan diri untuk pertemuan agung dengan Tuhan.

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel