Oleh : H.S. Miharja,
Ph.D
Pertanyaan ini dapat
menyentuh aspek penting dari makna ibadah, takdir, dan hikmah ujian hidup.
Nilai seseorang di sisi
Allah SWT bukan terletak pada hasil (sembuh atau sakitnya), tetapi pada
kesungguhan dalam berdoa, bersabar, dan tetap bertawakal kepada-Nya sebagai
hamba. Bahkan ketika doanya tidak dikabulkan sesuai harapan, doa tetap menjadi
ibadah yang sangat mulia.
Doa adalah ibadah itu
sendiri:
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ»
ثم قرأ: {وَقَالَ رَبُّكُمُ
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ}
“Doa itu adalah
ibadah.” Lalu beliau membaca (QS. Ghafir: 60), “Berdoalah kepada-Ku, niscaya
Aku perkenankan bagimu.” (HR. Tirmidzi no. 2969, hasan sahih)
Walau sakit tak kunjung
sembuh, doa tetap berpahala karena ia adalah bentuk penghambaan.
Sakit sebagai penghapus
dosa dan meningkatkah derajat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
«مَا يَزَالُ البَلَاءُ بِالمُؤْمِنِ
وَالمُؤْمِنَةِ فِي نَفْسِهِ وَوَلَدِهِ وَمَالِهِ، حَتَّى يَلْقَى اللَّهَ تَعَالَى
وَمَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ»
“Cobaan akan terus
menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya, anaknya, dan hartanya, hingga
ia berjumpa dengan Allah dalam keadaan tidak membawa dosa sedikit pun.” (HR. Tirmidzi
no. 2399, hasan sahih)
Maka kesabaran dalam
sakit meski sembuh tidak datang, tetap bernilai tinggi di sisi Allah SWT.
Penutup
Yang lebih mulia di
sisi Allah bukanlah “hasil” sehatnya, tapi ketundukan sebagai hamba-Nya, tetap
berdoa, bersabar, dan menyerahkan urusan kepada-Nya. Sebab, doa adalah ibadah,
dan sakit adalah ladang pahala bagi orang beriman.