Oleh : H.S. Miharja,
Ph.D
قال رسول الله ﷺ: "إن الله يعطي الدنيا من يحب
ومن لا يحب، ولا يعطي الإيمان إلا لمن أحب"
“Sesungguhnya Allah
memberi dunia kepada siapa yang Dia kehendaki, baik yang dicintai maupun tidak,
namun Dia tidak memberi iman kecuali kepada orang yang Dia cintai.” (HR. Ahmad)
Selama
ini, pemahaman umum tentang rizki sering terbatas pada aspek materi semata.
Padahal dalam Islam, terdapat bentuk rizki yang jauh lebih tinggi nilainya,
yaitu rizki untuk ruhani. Tulisan ini mengeksplorasi bentuk-bentuk rizki ruhani
seperti keimanan, kemampuan beribadah, perjalanan spiritual, serta dialog
batiniah dengan Tuhan.
Konsep
rizki (رزق) dalam Islam tak hanya mencakup aspek lahiriah seperti makanan,
harta, dan kesehatan, tetapi juga aspek batiniah yang menopang kehidupan ruhani
manusia. Dalam kehidupan modern yang semakin materialistik, kesadaran akan
pentingnya rizki ruhani menjadi sangat mendesak.
Rizki
Iman sebagai Anugerah Pertama dalam Ruhaniyah
Keimanan
merupakan bentuk tertinggi dari rizki ruhani, karena tanpa iman, semua amalan
tidak bermakna.
وَلَـٰكِنَّ
ٱللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ ٱلْإِيمَـٰنَ وَزَيَّنَهُۥ فِى قُلُوبِكُمْ
“Akan tetapi Allah
menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikannya indah dalam hatimu.”
(QS. Al-Hujurat: 7)
Keimanan
adalah pemberian dari Allah yang tidak bisa dicapai hanya dengan logika atau
usaha jasmani semata. Ia adalah cahaya yang ditanamkan Allah ke dalam hati.
Rizki untuk Ibadah
berupa Kemampuan Menjalankan Kewajiban Ruhani
Kemampuan
untuk shalat, puasa, dan berdzikir adalah bentuk lain dari rizki. Banyak orang
diberi waktu dan kesehatan, namun tak mampu menunaikan ibadah.
يَا
أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ
“Wahai orang-orang yang
beriman, ruku’lah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu.” (QS. Al-Hajj: 77)
Ibadah
adalah sarana penyucian ruhani. Maka setiap kesempatan untuk beribadah adalah
rizki spiritual yang memperdalam hubungan manusia dengan Allah.
Rizki dalam Petualangan
Ruhani untuk Tafakkur dan Muraqabah
Petualangan
ruhani adalah perjalanan batin yang dilalui melalui tafakkur (perenungan) dan
muraqabah (kesadaran bahwa Allah mengawasi). Ini merupakan bentuk rizki ruhani
tingkat tinggi.
إِنَّ
فِي خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَاتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَـٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَآيَـٰتٍ
لِّأُو۟لِي ٱلْأَلْبَـٰبِ
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang yang berakal.” (QS. Ali ‘Imran: 190)
Seorang
hamba yang diberi kemampuan merenungi ciptaan Allah dan menangkap hikmah di
baliknya telah mendapat rizki ruhani yang sangat besar.
Rizki dalam Dialog
Spiritual dalam Munajat dan Kedekatan dengan Allah SWT
Dialog
spiritual adalah ekspresi tertinggi dari kedekatan hamba dengan Tuhannya. Dalam
kondisi seperti ini, hati manusia merasa tenteram dan damai.
أَلَا
بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Rizki
ini tak kasat mata, namun dampaknya terasa nyata dalam ketenangan jiwa dan
kebeningan hati.
Refleksi
Rizki
ruhani adalah modal utama bagi manusia untuk mencapai tujuan hidup yang sejati,
yakni ridha Allah. Keimanan, kemampuan beribadah, kepekaan dalam tafakkur, dan
kebeningan dalam dialog spiritual adalah bentuk-bentuk rizki yang layak
disyukuri dan dijaga. Di tengah kehidupan yang hiruk-pikuk, kita memohon agar
Allah memperluas dan memperteguh rizki kita dalam ruhaniyah.