OLEH : H. Sugandi
Miharja, Ph.D
Hari arafah bukan
sekadar tanggal. Hari itu adalah janji Ilahi. Hari ketika langit mendekat, bumi
khusyuk, dan ruh-ruh manusia mencari jalan dan penantian dikumpulkan.
Hari Arafah Doa yang
Tak Pernah Ditolak
Di Arafah, tak ada kata
sia-sia.
Setiap bisikan hati
adalah surat cinta kepada langit. “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari
Arafah.” (HR. Tirmidzi)
Cukup satu zikir yang
mengguncang Arsy:
لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ
لَهُ...
Tiada Tuhan selain
Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Ucapkan perlahan. Rasakan. Itulah titik temu ruh
dengan Rabb-nya.
Titik Balik Kehidupan
Hari Arafah bukan hanya
untuk yang berhaji. Ini adalah panggilan jiwa bagi semua manusia. Panggilan
untuk berhenti. Menoleh ke dalam. Menangis. Panggilan untuk berkata: “Ya Allah…
aku lelah menjauh. Hari ini, aku mendekat.”
Arafah, Puncak Ibadah
Bayangkan jutaan
manusia berdiri dalam balutan kain putih, tanpa pangkat, tanpa gelar. Semua sama,
hanya satu yang berbeda: sejauh mana ruh mereka mengenal Tuhannya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Al-ḥajju ‘Arafah", Haji adalah Arafah (HR. Abu Dawud). Arafah bukan
hanya lokasi, tapi momen suci ketika jiwa dipertemukan ke asalnya.
Langit Membuka Pintu
Ampunan
Tak ada hari yang lebih
penuh rahmat selain Arafah. “Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan
hamba dari neraka selain hari Arafah” (HR. Muslim).
Dan kita yang tidak berhaji, masih bisa menjemputnya dengan puasa sunat, doa, air mata, dan penyerahan diri total. “Puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang” (HR. Muslim).
Jejak Para Nabi di
Arafah
Nabi Adam & Hawa
bertemu kembali di Arafah setelah terpisah lama dari surga. Di sinilah cinta
dan taubat menyatu. Nabi Ibrahim & Ismail diuji di sini, bukan hanya
tentang pengorbanan, tapi tentang keyakinan tak tergoyahkan. Nabi Muhammad ﷺ
berdiri di sini menyampaikan Khutbah Perpisahan, mewariskan pesan keadilan dan
kesatuan umat. Arafah menyimpan jejak para nabi, dan kita adalah penerus
risalah itu.
Penutup, Menjadi
Manusia Arafah
Arafah mengajarkan
bahwa ampunan itu nyata. Perubahan ke arah kebaikan itu mungkin. Setiap diri
manusia bisa kembali ke fitrah yang suci. Jadilah manusia Arafah, yang meski
tak berdiri di padangnya, tapi ruhnya telah wukuf di hadapan Tuhannya. Jika di
hari Arafah ini tak mengubahmu, mungkin jiwamu sedang tidur terlalu pulas.